Subscribe:

Ads 468x60px

Jumat, 20 September 2013

Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Pandak Daun Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Kamis, 08 Maret 2012

Pemberitahuan Kepada Pengunjung

Mohon Maaf !

Sementara blog ini dinonaktifkan dari sekarang sampai waktu yang belum ditentukan.


Anda masih bisa berhubungan dengan blog yang sedang diaktifkan.

Silakan kunjungi ke blog: http://prismapelajar.blogspot.com

Terima kasih atas perhatian dan kunjungan Saudara.


Jumat, 12 Juni 2009

Sistem Pendidikan Islam, Kenapa Tidak?

Salah satu persoalan yang penting yang dihadapi oleh masyarakat, selain ekonomi dan politik, adalah persoalan pendidikan. Ketika terjadi tawuran antar pelajar/mahasiswa marak terjadi di berbagai kota, ditambah lagi dengan sejumlah perilaku mereka yang sudah tergolong kriminal, penyalahgunaan narkoba dan meningkatnya seks bebas di kalangan paserta didik. Bahkan akhir-akhir ini yang terjadinya kasus kekerasan guru kepada pelajar. Maka, segera muncul saran untuk memperbaiki kurikulum atau muatan pada mata pelajaran, misalnya seruan untuk kembali mengajarkan budi pekerti. Namun apa yang dilakukan itu mengalami kegagalan. Terus apa yang salah?
Banyak kalangan dari pemerhati pendidikan dan pelaku pendidikan mempersoalkan hal yang lebih mendasar. Yakni tentang sistem pendidikan yang ditudingnya masih mewarisi sistem pendidikan kolonial. Seperti yang dikatakan Ajip Rosidi, Ketua Umum Yayasan Rancage, dalam sebuah penutupan Konferensi Internasional Budaya Sunda I, pada tahun 2001 di Bandung: “Sistem pendidikan nasional di Indonesia masih mewarisi sistem kolonial. Perlu dilakukan perombakan total pada sistem nasional agar bisa membentuk watak anak yang mandiri dan kreatif…..”
Negara Indonesia mayoritas penduduknya muslim, sehingga bukan suatu hal yang aneh jika sistem pendidikan Islam yang diterapkan. Dalam pelaksanaannya sistem pendidikan Islam telah terbukti menghasilkan pribadi-pribadi yang berkualitas. Seperti Ibnu Sina, Ibnu Haitsam, Ibnu Khaldun, Ibnu Rusydi, dan masih banyak lagi merupakan para ilmuwan Islam yang karya-karyanya tercatat terus dan dipakai hingga saat ini. Mereka tidak hanya ahli dalam satu bidang saja, tetapi juga alim ulama yang mampu menggali hukum sebagai solusi dari permasalahan kehidupan.

1. Sistem Pendidikan Islam Berasaskan Akidah Islam
Islam mewajibkan setiap muslim untuk memegang teguh ajaran Islam dan menjadikannya sebagai dasar dalam berpikir dan berbuat, asas dalam hubungan antar sesama manusia, bahkan asas dalam menyusun sistem pendidikan. Penetapan aqidah Islam sebagai asas pendidikan Islam tidaklah berarti bahwa setiap ilmu pengetahuan harus bersumber pada aqidah Islam, karena memang tidak semua ilmu pengetahuan terlahir dari aqidah Islam.
Pendidikan merupakan pelaksanaan perintah Allah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu merupakan salah satu ibadah yang dilakukan sejak awal kehidupan sampai ajal menjemputnya. Dengan adanya ilmu, seseorang akan mengetahui aturan-aturan hidup yang ditetapkan oleh pencipta makhluk yaitu Allah Swt.
2. Tujuan Sistem Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkualitas
Tujuan pendidikan adalah suatu kondisi ideal dari objek didik yang akan dicapai, ke arah mana seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan diarahkan. Maka, sebagaimana pengertiannya, pendidikan yang merupakan upaya sadar yang terstruktur, terprogram dan sistematis bertujuan untuk membentuk manusia yang (1) berkepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah); (2) mengusai tsaqofah Islam; (3) menguasai ilmu kehidupan (iptek dan keahlian).
Pendidikan dalam Islam bukan sekedar transfers of values, tetapi juga memperhatikan apakah ilmu pengetahuan yang diberikan itu dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pendidikan Tanggung Jawab Pemerintah Sepenuhnya
Pemerintah adalah penentu kebijakan, termasuk kurikulum yang berasaskan dan metode pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Masyarakat tidak dilarang ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan, tetapi tetap mengikuti kurikulum dan metode yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraannya, yang dapat menunjang kemajuan pendidikan bagi umat. Adapun segala sarana dan fasilitas pendidikan yang diselenggarakan masyarakat berstatus wakaf.
Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapi manusia. Setiap solusi yang disajikan Islam secara pasti selaras dengan fitrah manusia. Dalam konteks pendidikan, Islam telah menentukan bahwa negaralah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan yang diterapkan dan mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah.

4. Dibedakan Antara Tsaqofah dan Ilmu Sains
Tsaqofah Islam diajarkan sejak jenjang pendidikan dasar. Yang termasuk dalam kategori ini, antara lain aqidah Islamiyyah, akhlak, sirah nabawiyah, fiqih fardiyyah (ibadah, makanan, minuman, pakaian), ilmu Bahasa Arab, ilmu tafsir, ilmu hadits, dan lainnya. Tsaqofah merupakan istilah untuk menyebut ilmu yang terkait dengan kebudayaan atau pemikiran tertentu. Dengan kata lain, ilmu yang ideologis. Tsaqofah Islam dikembangkan berdasar aqidah Islam, yang sekaligus menjadi sumber peradaban Islam. Materi ini diberikan di seluruh jenjang pendidikan secara proporsional.
Ilmu sains yang merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi, seperti kedokteran, teknik mesin, penerbangan, dan sebagainya. Ilmu itu termasuk dalam ilmu umum yang diajarkan pada jenjang pendidikan tinggi.
Adapun tsaqofah bukan Islam, contohnya ilmu ekonomi kapitalis dan sosialis, filsafat, atau ilmu yang bertentangan dengan Islam boleh dipelajari, namun mempelajarinya hanya untuk mengungkapkan keburukannya. Tsaqofah bukan Islam hanya dipelajari pada jenjang pendidikan tinggi, sama halnya dengan ilmu sains tadi.

5. Pendidikan Bagi Siapa Pun
Dalam pendidikan Islam tidak terdapat batasan usia pendidikan. Yang ditegaskan hanyalah bahwa pendidikan di sekolah dimulai sejak usia tujuh tahun, sesuai perintah untuk mengajarkan shalat pada anak-anak pada usia itu (HR. Hakim dan Abu Dawud).
Antara orang yang tua dengan yang muda tidak masalah duduk berdampingan dalam satu ruangan belajar (kelas). Selain itu, pembatasan usia untuk jenjang pendidikan tertentu berarti menjadikan sejajar potensi kecerdasan manusia yang berbeda satu sama lain. Perlakuan seperti itu tidak adil.

6. Tidak Berorientasi dengan Nilai Angka
Tercapainya target pendidikan tidak dilihat dari nilai angka. Seseorang dapat dinyatakan lulus jika dirinya telah mengusai ilmu yang ia pelajari. Ujian dilakukan secara lisan dari guru kepada muridnya. Pemberian ijasah lebih merupakan penghargaan atas kemampuan murid dalam penguasaan ilmu itu. Penetapan standar nilai yang berupa angka kemungkinan akan mematikan kreativitas murid.

7. Pembiayaan Pendidikan Islam gratis
Syariat Islam telah mewajibkan pemerintah atau negara untuk menyediakan layanan pendidikan secara cuma-cuma kepada rakyat. Sebab pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu rakyat. Layanan pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan selanjutnya akan mewujudkan individu-individu yang kreatif, inovatif, dan produktif.
Pada poin ini, terkait pengadaan biaya pendidikan yang merupakan pangkal permasalahan. Maka, apakah Indonesia tidak mampu membiayai penyelenggaraan pendidikan bagi rakyatnya sendiri?
Indonesia adalah negara kaya raya. Indonesia memiliki sumber daya alam yang tidak akan habisnya selama pemanfaatannya memperhatikan kelestariannya. Bidang pertambangan seperti emas, perak, minyak bumi, dan gas alam. Juga bidang pertanian, perikanan, kehutanan, kelautan dan lainnya yang begitu melimpah ruah.
Wahai kaum muslim! Apakah sistem pendidikan sekuler yang rusak dan bobrok saat ini akan terus kita pertahankan? Apakah sistem pendidikan yang buruk plus gagal ini akan terus kita lestarikan? Mari kita mencetak generasi yang akan mampu mewujudkan kemakmuran dan kemuliaan peradaban manusia di seluruh dunia! Wallahu a’lam bi ash-shawab.[] Rif’an “disarikan dari berbagai sumber”


Deskripsi pendidikan formal berdasar sirah Rasul dan tarikh Daulah Khilafah sebagai berikut:
• Kurikulum pendidikan, mata pelajaran, dan metodologi pendidikan disusun berdasar pada Aqidah Islam.
• Tujuan penyelenggaraan pendidikan merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan Islam yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
• Sejalan dengan tujuan pendidikan, waktu belajar untuk ilmu-ilmu Islam (tsoqofah Islamiyyah) diberikan dengan proporsi yang disesuaikan dengan pengajaran ilmu-ilmu kehidupan (iptek dan keahlian).
• Pelajaran ilmu-ilmu kehidupan (iptek dan keahlian) dibedakan dari pelajaran guna membentuk syakhsiyyah Islamiyyah dan tsaqofah Islamiyyah.
• Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar di seluruh jenjang pendidikan, baik negeri maupaun swasta.
• Materi pelajaran yang bermuatan pemikiran, ide dan hukum yang bertentangan dengan Islam, seperti ideologi sosialis/komunis atau liberal/kapitalis, aqidah ahli kitab dan lainnya, termasuk sejarah asing, bahasa maupun bahasa asing dan lainnya, hanya diberikan pada tingkat pendidikan tinggi yang tujuannya hanya untuk pengetahuan, bukan untuk diyakini dan diamalkan.
• Pendidikan di sekolah tidak membatasi usia. Yang ada hanyalah batas usia wajib belajar bagi anak-anak, yakni mulai umur tujuh tahun, berdasar pada hadits, “Perintahkanlah anak-anak mengerjakan shalat di kala mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka apabila meninggalkan shalat pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka (pada usia tersebut pula)” (HR. Al Hakim dan Abu Dawud dari Abdullah bin Amr bin Ash).
• Penyelenggaraan kegiatan olahraga dilangsungkan secara terpisah bagi murid laki-laki dan perempuan.
• Pendidikan diselenggarakan oleh negara secara gratis atau murah. Swasta bisa menyelenggarakan pendidikan, asal visi, misi dan sistem pendidikan yang dikembangkan tidak keluar dari ajaran Islam.[]



Selasa, 09 Juni 2009

Puisi "Tangisan Sepanjang Hari"

Kau mendengarkah suara tangisan itu?
Tangis itu menggema di cahaya pagi
Mengalir deras di kota kecil ini
Para penghuni tak peduli suara ini
Timbul tenggelam diantara bising kendaraan
Melintasi gang dan perkampungan
Tangisan ini selalu ada sepanjang siang
Bahkan hingga sore dan malam

Orang-orang menganggap biasa
Bahwa tangis akan berhenti sendirinya
Tapi apa?
Tangisan ini masih saja terdengar
Mengganggu warga yang tidur
Menggerayangi syaraf kepala yang lelah

Tak ada yang tahu asal tangis itu
Suara itu seakan mengepung mereka
Dan muncul dari mana-mana
Semua orang jadi bingung

Tiap hari ramai orang membicarakan
Koran-koran memberitakan
Televisi dan radio menyiarkan
Tak ketinggalan para penyair ikut melukiskan
Namun, tak seorang pun yang tahu.[] Banjarmasin.